Home » , » PUNYAMU, PUNYAKU

1
Sahabat
PUNYAMU, PUNYAKU


Oleh: D. Rasyid Albarr*

            “Waduh, terjadi pengghashaban, nih.” Spontan teman saya berkata ketika keluar dari Asrama, dan melihat sandalnya tidak berada di tempatnya. Rupanya sang sandal dighashab (dipakai tanpa izin) oleh orang lain. Kesal, ia lantas berkata,”Ghashab jugalah aku.” Ia pun memakai sandal yang, “dianggap,” nganggur.
            Di perjalanan menuju masjid ia meceritakan kejadian itu kepada saya. Maka saya bilang, “Seharusnya Antum bersabar. Bukannya membalas. Apalagi yang jadi sasaran pembalasan antum orang lain. Kalau Antum membalas pelakunya, sih... tidak masalah.”
            “Ya... habis gimana dong... kita kan tidak tahu pelakunya,” timpalnya.
            “Justru di situ kesabaran antum diuji. Seandainya semua orang bersikap kayak antum, tidak bakal selesai masalah ghashab-mengghashab.”
            “Tapi, ya... daripada nanti kaki kotor, terus masuk masjid mau shalat. Kita nggak tahu kalo-kalo menginjak najis.”
            “Mending masuk masjid dengan kaki kotor ketimbang masuk masjid dengan membawa dosa.”
            “Iya juga, ya.”
            Fenomena Ghashab (memakai barang orang lain tanpa meminjam) telah menjadi fenomena yang dianggap biasa di pondok pesantren. Bahkan mejadi kebudayaan yang tak pernah hilang. Satu orang berbuat, karena semua bermental sama, yang lain ikut berbuat. Maka terjadilah ghashab-mengghashab/pengghashaban berantai (serem amat). Yang sangat disayangkan, budaya ini justru bersemi di pondok-pondok pesantren, yang mana, tentunya, masyarakatnya lebih paham akan perkara Agama.
            Nah, sobat API, tentunya kita sebagai muslim malu—bagi yang masih punya rasa malu—akan kenyataan ini. Apa lagi bagi yang sekarang sedang nyantri di pondok pesantren. Dan, tentunya, kita tidak bisa lari dari masalah ini. Lari dari masalah tidak akan menyelesaikan masalah. Justru menambah masalah, betul? So, bagi sobat-sobat API sekalian yang masih punya kepedulian—khususnya sobat-sobat santri—akan citra umat muslim, pesantren dan terlebih citra Agama Islam yang mulia ini, mari kita bersama-sama, menyatukan kekuatan, dengan segala upaya menghapuskan budaya ghashab. Caranya mudah, kok. Pertama, kita mulai dari diri sendiri. Jangan pernah melakukannya. Kalau memang kita tidak punya sandal—misalnya—ya jangan merasa punya sandal. Terus, gimana dong kalau kita yang jadi korban? Ya sabar. Ingat?! Orang yang sabar dicintai Allah. Ketika kita menjadi korban, jangan terpancing untuk membalasnya. Mending jalan kemana-mana nyeker, kepanasan, dan kotor ketimbang kemana-mana dengan kaki dijamin mendapat siksa neraka yang lebih panas dan lebih kotor.
            Kedua, kalau ada teman kita yang berbuat ghashab, maka tugas kitalah untuk mengingatkannya. Jangan acuh tak acuh. Tidak ada ruginya memberi nasihat kepada sesama, justru berpahala.
            Ketiga, ini bagi sobat-sobat API yang termasuk golongan be have. Cobalah sekali-sekali (kalau perlu banyak kali) kita tunjukkan rasa kebersamaan. Misal, kalau ada teman yang tidak mampu membeli sandal, kita bisa menyisihkan rizki yang kita miliki sedikit untuk membelikannya sandal. Walau hanya sekadar merek swallow. Kita tidak akan rugi mengeluarkan uang untuk hal demikian. Selain dapat ganjaran, juga masalah ghashab bisa teratasi. Dan tentunya kita akan dihargai oleh teman-teman kita (tapi tenang, harga diri kita tidak bakal di lelang kok. Hehe). Dan tentunya kita berbuat demikian bukan karena ingin pujian.
            Nah, sobat API, pastinya kita ingin citra muslim yang mulia. Jadi, jangan menganggap remeh hal-hali kecil. So, mulai dari diri sendiri, mulai dari hal yang kecil, dan mulai dari sekarang.

*) Penulis adalah anggota API (Asosiasi Penulis Islam) dan tinggal di lembar-hikmah.blogspot.com
Bookmark and Share

1 komentar:

Unknown mengatakan...

NIce share sob,thanks ya.Ini pernah kejadian juga terhadapku,namun itu terjadi di mushola Kapal PELNI.Hehe,punyaku sandal yg bermerk,punyamu sandal jempit,menderita dech aku.

:)) ;)) ;;) :D ;) :p :(( :) :( :X =(( :-o :-/ :-* :| 8-} :)] ~x( :-t b-( :-L x( =))

Posting Komentar

Photobucket Photobucket Photobucket