9
Sahabat
Nganggur Bermanfaat


Oleh: R. Yahya*

Sabtu sore, 15 oktober  ’11 hanyalah hari biasa sebagaimana hari-hari sebelumnya. Nggak ada pekerjaan, nganggur, dan gak jelas. Coba liat teman saya yang lainnya, jelas, pada punya kerjaan semuanya. Menyebar menempati pos-pos TPA-nya masing-masing, ada juga yang jadi pencari donatur, dan lain-lain. Dulunya, sih.. saya juga termasuk salah satu dari mereka, jadi tenaga pengajar.  Tapi, semester baru sekarang ini sudah nggak lagi. Beda.
Namun, ya.. sebenarnya kerjaan ada aja, sih. Cuma belum ada komando aja dari atasan. Belum ada perintah langsung dari pondok untuk saya aktif bekerja sebagai security. Ya, security,, satpam! Begitulah kata-kata olokan temanku pada saya. Seakan-akan  kalo satpam itu adalah posisi rendahan.  Terus, ada juga yang bilang kalo saya nggak bakalan bisa keluyuran lagi. Hah, terserah. Tapi, aslinya saya kalem-kalem aja dibegituin. Biarin aja, emang orang “sakit” semua kok yang talking rubbish  kayak gitu. Nggak penting amat diladenin.
Bookmark and Share

0
Sahabat
Tiga Guru “kebajikan“


Oleh : Miftahuddin*

Di suatu ketika pada perang Yarmuk, sejumlah tentara muslim terlihat sedang dalam kondisi kritis karena terluka saat perang. Di antara mereka ada tiga orang, Ikraimah, Harits, dan Suhail, yang telah terluka parah dan sekarat. Kemudian seorang perawat menghampiri Ikraimah dan memberikan segelas air minum. Ketika hendak meminum air tersebut, tiba-tiba Harits, yang berada tidak jauh dari Ikraimah mengerang kesakitan dan kehausan. Ketika Ikraimah mendengar rintihan sahabatnya tersebut, ia tidak jadi meminum air tersebut. “Berikan air minum ini kepada Harits, karena ia lebih membutuhkan air ini”, kata Ikrimah kepada perawat tersebut. Maka perawat tersebut membawakan air itu kepada Harits yang sudah dalam keadaan sekarat.
Bookmark and Share

1
Sahabat
PUNYAMU, PUNYAKU


Oleh: D. Rasyid Albarr*

            “Waduh, terjadi pengghashaban, nih.” Spontan teman saya berkata ketika keluar dari Asrama, dan melihat sandalnya tidak berada di tempatnya. Rupanya sang sandal dighashab (dipakai tanpa izin) oleh orang lain. Kesal, ia lantas berkata,”Ghashab jugalah aku.” Ia pun memakai sandal yang, “dianggap,” nganggur.
            Di perjalanan menuju masjid ia meceritakan kejadian itu kepada saya. Maka saya bilang, “Seharusnya Antum bersabar. Bukannya membalas. Apalagi yang jadi sasaran pembalasan antum orang lain. Kalau Antum membalas pelakunya, sih... tidak masalah.”
            “Ya... habis gimana dong... kita kan tidak tahu pelakunya,” timpalnya.
            “Justru di situ kesabaran antum diuji. Seandainya semua orang bersikap kayak antum, tidak bakal selesai masalah ghashab-mengghashab.”
Bookmark and Share

1
Sahabat
Pendidikan Integral, oleh Guru Bertauhid


Oleh : A. Nafi’*
Kehidupan manusia pada saat ini, menunjukkan perkembangan yang sangat luar biasa dalam hal ilmu pengetahuan dan teknologi. Namun perkembangan tersebut tidak sejalan dengan kondisi moral pada generasi masa kini. Moral manusia pada umumnya telah mengalami kemrosotan, bahkan kerusakan.
Begitu banyak lembaga-lembaga pendidikan dibangun dengan dilengkapi fasilitas yang canggih, namun tidak dapat mengantarkan manusia menjadi lebih beradab dan bermoral. Tawuran, pornografi, pornoaksi seolah telah menjadi agenda tontonan rutin. Berita-berita tindak kriminal, pergaulan bebas, siswi SMA/SMP hamil di luar nikah dan aborsi, semakin akrab ditelinga kita.
Lantas bagaimanakah konsep pendidikan yang benar?
Bookmark and Share

1
Sahabat
Pengantar Penulis Amatir


Oleh: R. Yahya*

           Saya menulis apa? Apa yang saya tulis? Itulah kalimat-kalimat pertama  yang terlintas dalam pikiran saya ketika memulai tulisan ini. Terkait dengan dua kalimat tanya di atas, sempat saya baca dalam sebuah buku yang dimiliki oleh salah satu teman saya di pondok yang berjudul Menulis Itu Jenius. Dari buku tersebut terdapat berbagai macam kalimat motivasi pada setiap halamannya, bagi setiap orang yang masih amatir dalam dunia menulis dan berminat untuk menyelaminya.
Dari sekian banyaknya kalimat motivasi yang dimuat pada buku tersebut, namun hanya satu kalimat yang mampu menjadi sebuah pelecut bagi saya untuk senantiasa terus menulis. Kalimat tersebut seakan memang ditakdirkan bagi saya untuk memahaminya pada awal saya membuka buku tersebut. Ajaibnya, hmm.. mungkin ngga ajaib juga, sih. Biasa aja. Pada awal saya menyentuh dan membukanya, saya tidak mencari halaman pertama dari buku tersebut ataupun kata-kata pendahuluannya, melainkan saya membuka buku itu dengan secara tidak sengaja langsung tertuju pada suatu halaman yang di dalamnya terdapat kalimat yang maknanya sungguh menghanyutkan saya pada lautan inspirasi dan samudera motivasi. Melecut jiwa saya yang berpotensi untuk selalu beraksi, mengukir segala makna yang tampak dalam berbagai macam fenomena, dan menorehkan rangkaian kata-katanya melalui sebuah pena.
Bookmark and Share

1
Sahabat
MENCARI SESUATU YANG HILANG

Oleh: D. Rasyid Albar*

                Sudah lewat dua jam aku berdiri, mondar-mandir di ruangan ini, mengamati barang-barang bekas. Tas bekas, sepatu, panci, lemari besar dengan satu pintunya yang copot. Sebuah tongkat di sudut ruangan yang dulu kupakai ketika pramuka. Kasur busa yang sudah bolong di sana-sini serta berbagai macam barang dari yang masih dapat dipakai hingga yang tak layak pakai. Ada satu hal yang terlupa. Aku yakin sudah memeriksa semuanya hingga ke celah-celah sempit di antara tumpukan barang-barang, namun tak kutemukan.
                Aku berjalan keluar dari gudang, kemudian duduk berselonjor, bersandar ke dinding menghadap ke luar pintu belakang rumahku. Resah. Gelisah. Letih. Sedih? Tidak, tidak. Tapi mungkin.
                Kuputar kembali ingatan kejadian tadi. Aku sudah memeriksa semua kamar, lemari, rak-rak, dapur dan terakhir gudang. Namun tak kutemukan sesuatu itu. Sudah beberapa hari ini aku merasa gelisah. Sangat gelisah, karena sesuatu yang hilang itu. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Apapun yang kulakukan, aku tetap merasa kehilangan.
                Wait a minute! Tunggu dulu! Sebenarnya aku kehilangan apa, sih? Apa sebenarnya yang aku cari? Bagaimana mungkin aku menemukannya kalau apa sesuatu itu akupun tak tahu?...
Bookmark and Share

0
Sahabat
Masalah adalah Anugerah

 Oleh: Roqit Kautsar*

Dalam kehidupan ini kita tidak bisa lepas dari masalah. Masalah selalu datang tanpa diundang,  Datang kapanpun dan di manapun. Tanpa kita sadari setiap hari, setiap jam, setiap menit, bahkan setiap detik kita menemukan dan merasakan adanya masalah. Baik masalah yang muncul dari diri sendiri atau yang datang dari orang lain. Intinya, masalah akan selalu datang dan menyertai dalam hidup dan kehidupan manusia.

Milik Semua
Sejak terlahir ke dunia manusia sudah mempunyai masalah. Seorang bayi ketika lapar atau  haus, sebenarnya dia sedang mengalami masalah.  Dia berusaha keluar dari masalah dengan menangis agar ditolong oleh orangtuanya.
Ketika beranjak dewasa seseorang akan berinteraksi dengan orang lain, baik di sekolah, di rumah, atau tempat lainnya. Dari sanalah manusia akan berhadapan dengan dinamika kehidupan yang penuh dengan permasalahan. Semakin usia bertambah, semakin banyak dan kompleks permasalahan yang dihadapinya.
Bookmark and Share

0
Sahabat
BUKU SEBAGAI AGENT OF CHANGE

Oleh: Khairul Umam*


Dalam Al-quran surat Al-alaq ayat 96, Allah memperkenalkan kita Iqra’, yang berarti “bacalah”. Membaca ayat-ayat Allah yang tersurat maupun yang tersirat. Ayat tersebut merupakan sebuah ajakan kepada kita selaku hamba Allah untuk senantiasa membaca. Apakah kita sudah termasuk hamba-Nya yang memenuhi ajakan tersebut?

Cintailah Buku
Sebuah tradisi keilmuan tidak terlepas dari aktivitas membaca dan menulis. Dengan kata lain, aktor utama dari tradisi tersebut adalah buku. Seorang ilmuan, penulis, penyair, dan yang lain pasti proses awalnya adalah membaca (buku).
Pertanyaannya, bagaimana agar kita gemar membaca? Jawaban sederhananya ialah cintailah buku. Dengan cinta akan tumbuh keinginan untuk mengetahui lebih mendalam. Dengan  cinta,  apapun akan dikorbankan. Laksana kisah cinta Laila Majnun yang rela mati demi kobaran api cintanya.
Begitu pula cinta terhadap buku. Kita akan rela mengorbankan tenaga, waktu, dan uang  untuk bisa memiliki buku.  Namun cinta di sini tidak hanya sekedar senang mengoleksi buku sebagai hiasan rak atau lemari, melainkan senang untuk membacanya. Buku tidak akan memberikan manfaat  apabila kita tidak pernah membacanya. Jadi salah satu bukti rasa  cinta kita terhadap buku adalah  memanfaatkannya dengan membaca. Sehingga akan  dapat menangkap makna dan hikmahnya.
Bookmark and Share

1
Sahabat
Kisah Mengagumkan 10 Mujahid Kontemporer


  Oleh: Luqman Hakim*


          
 
Nama buku             : Perjalanan Meminang Bidadari, Kisah
                                  Luar Biasa 10 Tokoh  Syahid modern                 
Penulis                    : Herry Nurdi
Penerbit                  : Lingkar Pena Publishing House, Jakarta
Cetakan                  : Pertama, Maret 2011
Tebal                        : 205 halaman



            Mati syahid adalah impian tiap insan beriman. Dengan mati syahid, tidak hanya kesalahan dan dosa yang akan ditebus, Allah juga akan memberikan kemuliaan untuk mampu dan bisa memberikan syafaat kepada keluarga dan orang-orang tercinta. Selain itu, Allah memberikan kepada orang yang mati syahid dengan 7 keutamaan. Bau darahnya seperti aroma misik, tetesan darahnya merupakan salah satu tetesan yang paling dicintai Allah, ingin dikembalikan lagi kedunia (untuk syahid lagi), ditempatkan di surga firdaus yang tertinggi, arwah syuhada ditempatkan ditembolok burung hijau, orang yang mati syahid itu hidup, syahid itu tidak merasakan sakitnya pembunuhan.
Bookmark and Share

0
Sahabat
Dibalik Bencana Negeri Sakura


Oleh: Hasan*

         Ketika langit bergemuruh, ombak menggunung, dan langit bertiup kencang, maka awak kapalpun dengan panik berseru “ya Allah”. Ketika orang yang berjalan di tengah gurun pasir dan tersesat, kendaraan tak tahu lagi jalan yang benar, dan kafilah sudah kebingungan menentukan arah lajunya, maka mereka berseru “ya Allah”. Ketika musibah menimpa, bencana dan tragedi melanda, maka orang – orang pun berseru “ya Allah”. Ketika pintu – pintu permohonan telah ditutup dan sekat – sekat permintaan telah dipasangkan, maka mereka pun berteriak, “ya Allah” !
Ketika semua cara dicoba dan ternyata tidak ada celah untuk keluar. Ketika semua jalan menjadi sempit, semua yang dicita-citakan buntu, dan semua jalan pintas pun telah pupus maka merekapun menyeru “ya Allah”!
(Dr.Aidh ibn Abdullah al-Qorni, “La tahzan”)
Bookmark and Share

2
Sahabat
Busuk, Got Kejawan Banjir Sampah

Oleh: Afri Santoso* 

Setiap orang pasti memiliki aktivitas yang berbeda-beda, baik dalam lingkup kecil maupun besar. Aktivitas tidak mungkin akan terjadi tanpa adanya pelaku. Jika kita mengamati tingkah laku manusia, tentu kita akan mendapati berbagai pernak pernik kehidupan yang dimainkan oleh setiap pelaku yang berbeda pula.

Kali ini kita akan mencoba untuk mengetahui berbagai aktivitas dalam skala mikro, yang terjadi pada masyarakat Kejawan Putih Tambak tepatnya di kawasan Surabaya bagian Timur. Setelah melakukan pengamatan terhadap kegiatan masyarakat Kejawan, mayoritas mereka adalah kelas ekonomi menengah kebawah. Meskipun ada di antara mereka dari kalangan elit atau berkecukupan. 

Beberapa data yang diperoleh menunjukkan bahwa mayoritas masyarakat Kejawan, bekerja sebagai pengusaha kecil. Hal ini dapat dilihat dari kegiatan keseharian mereka yang membuka warung-warung kecil, berjualan bakso keliling, bahkan sebagian mereka bekerja sebagai buruh atau kuli kasar.
Bookmark and Share

0
Sahabat
Jazirah Arab, Negeri yang Terpilih

Oleh: A. Nafi’ adh-Dhukha*

Kondisi pada masa pra Islam dunia dikuasai oleh negara adidaya Persia dan Romawi yang menjadi tetangga Arab, tempat lahirnya Islam.
Persia adalah ladang subur berbagai khayalan (khurafat), keagamaan dan filosofis yang saling bertentangan. Diantaranya adalah Zoroaster yang dianut oleh kaum penguasa. Diantara falsafahnya adalah mengutamakan perkawinan seseorang dengan ibunya, anak perempuannya, dan masih banyak lagi penyimpangan-penyimpangan akhlak yang beraneka ragam.
Sementara itu, Romawi sedang dikuasi semangat kolonialisme. Negeri yang terlibat pertentangan agama, antara Romawi di satu pihak dan Nasrani di pihak lain. Negeri ini mengandalkan kekuatan militer dan ambisi kolonialnya dalam melakukan pertualangan naif demi mengembangkan agama Kristen dan mempermainkannya sesuai keinginan hawa nafsunya yang serakah. Negara  ini tak kalah bejatnya dengan Persia. Kehidupan nista, kebejatan moral, dan pemerasan ekonomi telah menyebar keseluruh penjuru negeri, akibat dari melimpahnya penghasilan dan menumpuknya pajak.
Bookmark and Share

0
Sahabat
PEMERINTAH, INGAT GAJI LUPA RAKYAT

Oleh: Miftahuddin*

Setelah diputuskan oleh menteri keuangan tentang rencana penaikan gaji bagi 8.000 pejabat, hal ini seakan-akan menambah rasa sakit hati rakyat kecil yang hidup berada di bawah garis kemiskinan. Apakah pemerntah dapat merasakan apa yang di rasakan oleh rakyat miskin saat ini?

Menyakitkan
Apa yang dirasakan rakyat kecil selama beberapa bulan terakhir ini cukup membuat meraka menderita. Di saat bahan pokok melonjak naik, pembatasan BBM , penarikan pajak bagi setiap warteg dan masih banyak lagi, kini pemerintah malah menambahkan penderitaan bagi mereka dengan perencanaan pembangunan gedung baru DPR yang berkisar 3,1 triliun. Selain itu, yang membuat rakyat lebih sakit hati ialah rencana pemerintah untuk menaikkan gaji bagi para pejabat termasuk presiden SBY.

“ Nggak usah lama-lama, satu hari saja tukaran profesi, suruh mereka berdagang di sini, setelah itu baru minta gajinya dinaikkan, biar mereka malu sama masyarakat.”( republika 29/01/11). Kutipan di atas merupakan ungkapan rasa sakit hati Nita, seorang ibu rumah tangga beranak dua yang berprofesi sebagai pedagang cendramata di tasikmalaya.
Bookmark and Share

0
Sahabat
Perayaan Tahun Baru Masehi di Mata Islam

Oleh: Ridwan Yahya*

       Jika kita sebagai orang muslim jeli memandang suatu fenomena yang terjadi di sekitar kita, yang awalnya kita beranggapan bahwa hal demikian adalah suatu kewajaran yang sudah terjadi di kalangan masyarakat. Bahkan, kita pun sudah memandangnya sebagai sesuatu yang bisa mendatangkan manfaat pula. Padahal, tanpa kita sadari bahwa itu semua ternyata bertolak belakang dengan apa yang diajarkan oleh agama kita.
Seiring dengan statement di atas, akhir-akhir ini kita telah melewati sebuah momen yang selalu dibumbui dengan berbagai macam kemeriahan dan euforia megah di dalamnya, yakni perayaan tahun baru masehi. Hampir di semua belahan dunia manapun, sibuk mempersiapkan acara-acara untuk menyambut bergulirnya pergantian tahun masehi tersebut. Suasana yang serba ramai dan meriah yang tercipta pada setiap detiknya, penuh diwarnai dengan semaraknya tiupan terompet dan letusan kembang api di udara yang menandakan bahwa tahun baru itu telah tiba.
Bookmark and Share

2
Sahabat
MEMAKNAI TAHUN BARU

Oleh: Khairul Umam*

Saat ini kita telah memasuki  tahun 2011 Masehi.  Bulan yang bersejarah bagi orag Kristen, yaitu bulan januari.  Bulan  yang terkait dengan lahirnya yesus kristus atau Isa al-masih. Al-masih sendiri diambil dari kata masehi. Sehingga agama Kristen sering disebut agama masehi. Masa sebelum yesus lahirpun disebut tahun sebelum masehi. Tahun baru masehi ini sudah lama menjadi tradisi sekuler yang menjadikannya sebagai hari libur umum nasional untuk semua warga dunia.
            Sudah menjadi tradisi yang cukup kental bagi semua warga dunia, bahwa pergantian tahun baru masehi identik denga perayaan yang berlebih-lebihan. Misalnya dengan hura-hura, bergadang semalaman, tiup terompet, pesta kembang api, dan sebagainya. Semua itu tidak serta-merta didapat atau dilakuka secara cuma-cuma. Tapi dengan mengeluarkan biaya dan tenaga yang cukup banyak. Mereka rela bekorban demi tercapainya sebuah kepuasan nafsu yang datangnya dari syaitan yang tidak diridhoi Allah, yang pada akhirnya kerugian yang didapatkan.
            Sekedar contoh, pada malam menjelang pergantian tahun baru rata-rata pemuda-pemudi bebondong-bondong pergi ke tempat hiburan,  klub malam, nonton bersama di bioskop, berpestaria dan sebagainya. Nah, perbuatan seperti ini lekat dengan hal-hal yang sifatnya hura-hura, sebuah prilaku yang bisa jatuh pada kriteria  sia-sia. Karena tidak dapat mendatangkan kemanfaatan. Tentu saja hura-hura seperti ini dekat dengan kemaksiatan. Selain itu, kerap sekali membutuhkn biaya yang tidak sedikit. Bagi seorang  muslim, aktivitas seperti ini tidak ada manfaatnya. Karena tergolong perbuatan yang sia-sia dan termasuk pemborosan.
Bookmark and Share

0
Sahabat
Ilmu, Jalan Pintas Mengentas Kemiskinan

Oleh: A. Nafi’ adh-Dhukha*

 Dan apabila dikatakan: "Berdirilah kamu", maka berdirilah, “niscaya Allah akan meninggikan orang-orang yang beriman di antaramu dan orang-orang yang diberi ilmu pengetahuan beberapa derajat. Dan Allah Maha Mengetahui apa yang kamu kerjakan.(Q.S al Mujadalah ; 11)

Akhir-akhir ini, wacana tentang kemiskinan yang melanda negeri ini ramai diperbincangkan di berbagai media yang diungkapkan dalam berbagai sudut pandang berbeda. Hal tersebut muncul sebagai bentuk respon atas pencapaian pemerintah selama satu tahun kemarin dalam upaya peningkatan kesejahteraan masyarakat Indonesia.

Pemerintah merasa cukup berbangga atas hasil yang diperoleh. Angka kemiskinan berkurang, nilai ekspor meningkat, nilai rupiah makin menguat, dan lain-lain. Mereka pun seolah ingin mengatakan negeri ini telah selangkah maju menuju kemakmuran. Benarkah demikian?

Di satu sisi, media juga mengungkapkan suatu realita tentang kehidupan masyarakat yang hidup  di bawah garis kemiskinan. Tidak sedikit di antara mereka yang harus merasakan beban hidup yang semakin lama semakin berat saja. Seolah-olah hidup tidak adil. Mereka tidak menerima kenyataan hidup, mereka tangisi kemiskinannya hingga merasa takut untuk menghadapi hidup.
Bookmark and Share

0
Sahabat
JERITAN RAKYAT INDONESIA

Oleh: Miftahuddin*
Sungguh menyedihkan, masih ada masyarakat yang hidup di bawah garis kemiskinan. Padahal mereka  hidup di negeri yang kaya raya, Indonesia. Dibawa ke mana kekayaan negeri ini?
   
Memrihatinkan
Sungguh memrihatinkan, di saat harga bahan pokok seperti minyak, beras, gula, telur, cabai dan bawang  sudah meroket harganya dan sangat sulit untuk di jangkau, pemerintah justru memberikan “hadiah” kepada masyarakat berupa pembatasan subsidi BBM, kenaikan tarif dasar listrik, privatisasi BUMN, dan hadiah lainnya  yang menyakitkan hati.
Tidak hanya itu, dikabarkan juga harga bahan pokok lainnya kini melonjak naik. Sebutlah semisal lombok, minyak, dan gula. Selain itu,  pemerintah juga menarik pajak dari warteg-warteg dan masyarakat miskin. Wajarlah jika masih ada penduduk negeri ini yang hidup dalam keadaan memprihatinkan.
 Jika kita menelusuri apa saja yang menyebabkan kemiskinan di negri ini semakin meningkat, kebanyakan dari kita akan berpendapat bahwa penyebabnya adalah  pimimpin kita yang tidak amanah dalam menjalankan kewajibannya. Mereka  tidak peduli keadaan rakyat yang dilanda kelaparan. Mereka lebih sibuk dengan diri mereka sendiri. Sekedar refleksi bagi kita, dikabarkan bahwa pemerintah telah menganggarkan dana APBN 2011 untuk pembangunan gedung baru DPR sebesar Rp 800 miliar.(Republika 08/01/11)
Bookmark and Share
Photobucket Photobucket Photobucket