1
Sahabat
Pengantar Penulis Amatir


Oleh: R. Yahya*

           Saya menulis apa? Apa yang saya tulis? Itulah kalimat-kalimat pertama  yang terlintas dalam pikiran saya ketika memulai tulisan ini. Terkait dengan dua kalimat tanya di atas, sempat saya baca dalam sebuah buku yang dimiliki oleh salah satu teman saya di pondok yang berjudul Menulis Itu Jenius. Dari buku tersebut terdapat berbagai macam kalimat motivasi pada setiap halamannya, bagi setiap orang yang masih amatir dalam dunia menulis dan berminat untuk menyelaminya.
Dari sekian banyaknya kalimat motivasi yang dimuat pada buku tersebut, namun hanya satu kalimat yang mampu menjadi sebuah pelecut bagi saya untuk senantiasa terus menulis. Kalimat tersebut seakan memang ditakdirkan bagi saya untuk memahaminya pada awal saya membuka buku tersebut. Ajaibnya, hmm.. mungkin ngga ajaib juga, sih. Biasa aja. Pada awal saya menyentuh dan membukanya, saya tidak mencari halaman pertama dari buku tersebut ataupun kata-kata pendahuluannya, melainkan saya membuka buku itu dengan secara tidak sengaja langsung tertuju pada suatu halaman yang di dalamnya terdapat kalimat yang maknanya sungguh menghanyutkan saya pada lautan inspirasi dan samudera motivasi. Melecut jiwa saya yang berpotensi untuk selalu beraksi, mengukir segala makna yang tampak dalam berbagai macam fenomena, dan menorehkan rangkaian kata-katanya melalui sebuah pena.
Bookmark and Share

1
Sahabat
MENCARI SESUATU YANG HILANG

Oleh: D. Rasyid Albar*

                Sudah lewat dua jam aku berdiri, mondar-mandir di ruangan ini, mengamati barang-barang bekas. Tas bekas, sepatu, panci, lemari besar dengan satu pintunya yang copot. Sebuah tongkat di sudut ruangan yang dulu kupakai ketika pramuka. Kasur busa yang sudah bolong di sana-sini serta berbagai macam barang dari yang masih dapat dipakai hingga yang tak layak pakai. Ada satu hal yang terlupa. Aku yakin sudah memeriksa semuanya hingga ke celah-celah sempit di antara tumpukan barang-barang, namun tak kutemukan.
                Aku berjalan keluar dari gudang, kemudian duduk berselonjor, bersandar ke dinding menghadap ke luar pintu belakang rumahku. Resah. Gelisah. Letih. Sedih? Tidak, tidak. Tapi mungkin.
                Kuputar kembali ingatan kejadian tadi. Aku sudah memeriksa semua kamar, lemari, rak-rak, dapur dan terakhir gudang. Namun tak kutemukan sesuatu itu. Sudah beberapa hari ini aku merasa gelisah. Sangat gelisah, karena sesuatu yang hilang itu. Makan tak enak, tidur tak nyenyak. Apapun yang kulakukan, aku tetap merasa kehilangan.
                Wait a minute! Tunggu dulu! Sebenarnya aku kehilangan apa, sih? Apa sebenarnya yang aku cari? Bagaimana mungkin aku menemukannya kalau apa sesuatu itu akupun tak tahu?...
Bookmark and Share
Photobucket Photobucket Photobucket